Sunday, January 2, 2011

SAYA PERNAH DIINJILI LOH



Lutfi as, 2 Agustus 2010

Saya pernah diinjili loh oleh seorang Kristen bodoh, dan hasilnya? Dia menjadi Islam dan saya tentu tidak pindah jadi Kristen.

Dalam perjalanan saya ke Surabaya, dalam misi mensyiarkan  Islam tanpa kekerasan dan tanpa mitos-mitos tentang nabi terakhir dan sempurna serta agama rahmat bagi alam semesta,
saya naik kereta Jakarta – Surabaya. Di samping saya duduk seorang lelaki muda perlente berumur 30 tahunan.

Sedari awal dia aktif bertanya latar belakang dan profesi saya. Ya saya jawab saja, “Saya cuma sales buku-buku resep masakan, mas.”
Mendengar itu dia langsung memfokuskan percakapan pada
pertanyaan-pertanyaan klasik, seperti :

• “Kemanakah anda setelah mati?”
• “Apa anda yakin bisa masuk ke surga? Apa jaminannya?”
• “Bukankah amal soleh kita terbilang terlalu sedikit
ketimbang kebaikan yang pernah kita lakukan?”
• “Maukah semua dosa-dosa anda ditebus oleh sang juru
selamat?” dsb.

Kemudian dia menjelaskan saya tentang keindahan surga dimana tidak ada lagi kesedihan dan penderitaan untuk selamanya, dimana manusia bersama tuhan hidup kekal selamanya. Saya pura-pura saja termenung dan menganggukangguk pura-pura bodoh.

Ketika akhirnya ditanya, “Maukah anda bertobat dan menerima Yesus sebagai juru selamat?”
Akhirnya saya buka kartu truf saja. Saya jelaskan bahwa saya, Lutfi, adalah seorang doctor lulusan universitas terkenal di Australia untuk kajian islam mutokhir alias Advance Islam Study.
Tentu saja dia kaget dan terbelalak mendengar nama saya yang kesohor itu. Dengan muka pucat pasi dia meminta maaf atas kelancangannya mencoba menginjili saya. Dengan sabar dan
lembut (kedua sifat mulia ini adalah sifat diri saya yang terpuji dan layak ditiru oleh para pembaca) saya jelaskan kepada dia bahwa saya punya dua jawaban untuknya, terserah mana yang ia ingin dengarkan. Kemudian dia bilang ingin mendengarkan
keduanya.

“OK, ini jawaban saya buat anda….”

JAWABAN 1 : JAWABAN SAMA GOBLOKNYA.

Kalaupun memang surga itu ada, maka saya lebih baik memilih surga ala Islam ketimbang surga ala Kristen. Apa sih enaknya surga Kristen? Kita cuman disuruh memuji-muji tuhan bersama dengan para malaikat dan serafim. Mendingan surga ala Islam donk… dimana setiap pria diberi 72 bidadari berdada  montok yang selalu siap dioho-oho dan tidak pernah kehilangan
keperawanannya. Untuk menservis ke 72 bidadari ini, kita akan diberi kekuatan setara dengan 100 orang laki-laki berumur 30 tahunan, dengan kekuatan semburan sperma yang tiada habisnya bak kuda arab dan kekuatan penis yang tidak akan melemah lunglai berkat obat Arabian Oil. Nah jelaskan… sebagai seorang pria tangguh saya akan tetap pilih surga islam.

JAWABAN 2 : JAWABAN SEBENAR-BENARNYA.

Surga dan neraka itu cuman konsep belaka yang dibuat oleh nenek moyang iman kita di jaman dimana pengetahuan manusia masih amat dini. Dulu orang percaya kalau alam semesta terdiri
dari 3 lapis :
• Lapis atas adalah surga, dimana tuhan dan para malaikat mengatur dunia.
• Lapis tengah adalah dunia manusia.
• Lapis bawah adalah dunia orang mati atau gehana atau neraka.

Atas dasar world-view ini kita memahami cerita-cerita tentang Adam dan Hawa yang diusir dari surga dan dijatuhkan di tempat terpisah yaitu Safah dan Marwah, begitu pula cerita-cerita tentang kenaikan Yesus ke surga, dan perjalanan Muhammad ke surga
dengan Bouraqnya.

Tentu saja kita orang modern, yang lebih tahu alam semesta ketimbang nenek moyang kita yang masih primitive itu, sadar bahwa cerita-cerita agama hanyalah mitos belaka. Kalau Yesus itu naik ke langit atau Muhammad melakukan perjalan malam hari untuk menembus tujuh langit, pasti mereka ini akan terkena hypothermia. Lagian di atas sana tidak ada apa-apa, hanya
bintang gemintang dan kehampaan luas. Apa mereka bisa hidup tanpa oksigen disana. Jelas cerita-cerita ini cuma mimpi orang primitif yang belum tahu alam semesta.

Atas begitu banyak fakta dan kajian inter disiplin, maka kami, para teolog / ahli kalam, percaya bahwa cerita-cerita surga dan neraka itu cuman mitos. Sama absurdnya dengan cerita Narnia
atau Harry Potter.

Si Kristen ini termanggut-manggut mendengarkan penjelasan saya.
“Anda ini sungguh bodoh. Sangat bodoh sekali. Kenapa? Kami para pemikir Islam belajar dari para pemikir liberal Kristen yang telah berhasil menelanjangi mitos-mitos dalam agama Kristen.
Dari situ kami menyadari bahwa Islam pun setali tiga uang dengan agama terdahulunya. Eh, anda masih percaya dengan segala macam taik kebo seperti kejatuhan Adam dan Hawa,
kebangkitan Yesus dsb. Bodoh kan anda ini, gak pake otak khan anda ini?” sergah saya.

“Nah sekarang, anda mau percaya jawaban yang mana, yang pertama atau yang kedua?” tanya saya.
Dengan pilon dia menjawab, “Saya ambil jawaban pertama aja deh, soalnya saya gak bisa hidup tanpa konsep surga. Lagian saya ingin sekali pergi ke surganya Islam.”
“Kenapa?”
“Karena setelah dipikir-pikir surganya Kristen itu sepi, gak ada esek-eseknya. Mending surganya Islam donk, dengan 72 bidadari berdada montok dan selalu perawan.“

Hmm sekarang bagian saya yang kebingungan, namun dengan sigap saya tuntun dia mengucapkan 2 kalimah sahadat.

PESAN MORAL 

Banyak orang Islam mensyiarkan Islam dgn jargon-jargon yang penuh kebohongan such as: agama yang rahmatan lil alamin, agama terakhir dan sempurna, Al-quran yang sesuai
dengan sains dll, yang mana kita semua tahu bahwa klaim-klaim ini jauh dari kenyataannya. Alquran penuh dengan kesalahan dan ketidakakuratan sejarah.

Sebagai seorang Doctor lulusan universitas terkenal Australia dalam bidang kajian Islam yang mutokhir, saya lebih suka mensyiarkan Islam apa adanya. Toh banyak yang tertarik Islam
bukan karena “keunggulan dan kebenaran” yang ada padanya, tapi karena keuntungan- keuntungan sosial dan material dari menjadi Islam di negeri penuh kemunafikan ini. Banyak contoh dimana pegawai negeri yang non-muslim harus jadi muslim dulu sebelum naek pangkat jadi lurah atau camat. Dan kasus itu banyak terjadi.

Mari umat Islam kita sempurnakan agama kita dengan meniadakan mitos-mitos yang tidak perlu dan memandang sepi peran-peran MUI dan para ulama serta habib-habib yang sudah ketinggalan jaman dan mutlak tidak diperlukan lagi pendapat dan pandangannya.

Demikianlah sabda dari saya seru sekalian alam.

Lutfi as

Original Post
Group Facebook Spiritual Indonesia
link : http://www.facebook.com/home.php?sk=group_149642038418662&view=doc&id=153983071317892

Kredit Gambar
"Only Heaven Can Know"
by Satoshi Matsuyama
© Satoshi Matsuyama
http://iasos.com/artists/satoshi/
Olá! Se você ainda não assinou, assine nosso RSS feed e receba nossas atualizações por email, ou siga nos no Twitter.
Nome: Email:

1 comments:

BoedakLegeg said... at February 1, 2012 at 4:31 AM

saya seorang muslim juga, membaca artikel di atas rasanya jutek juga.
dgn kesombongan sdr. Lutfi as yg lagi2 membanggakan dirinya seorang Doctor lulusan universitas terkenal Australia dan kesohor (padahal saya belum pernah dengar namanya). kemudian sipatnya yg mulia agar ditiru pembaca !
tidak seharusnya seorang muslim membangga banggakan dirinya seperti dia (WTF).

Post a Comment