Thursday, January 20, 2011

Kebijakan Hard Cluster Telkomsel dan Implikasinya bagi Server Pulsa (bagian 1)



Awal tahun 2011 ada sebuah berita yang "fenomenal" dan jadi bahan perbincangan di dunia rimba persilatan (dibaca : bisnis distribusi pulsa). Yaitu kebijakan provider dengan data konsumen terbesar di Indonesia (Telkomsel) yaitu sistem penjualan area dengan sistem hard cluster area.

Apakah hard cluster area itu?

Sebelum membahas hard cluster area, ada baiknya flasback dulu ke masa sebelum hard cluster area. yaitu sistem distribusi Telkomsel sebelum hard cluster ini yaitu distribusi area.

Sebelum hard cluster area; pembagian distribusi Telkomsel dibagi dalam area :

Kredit gambar peta sebelum di edit : http://mapsof.net/uploads/static-maps/indonesia_provinces_blank_map.png


1. Sumatera bagian utara (Sumbagut)
2. Sumatera bagian selatan (Sumbagsel)
3. Jabodetabek dan Banten
4. Jawa Barat
5. Jawa Tengah dan DIY
6. Jawa Timur
7. Bali dan Nusa tenggara (Bali Nusra)
8. Kalimantan
9. Sumalirja (Sulawesi, Maluku, Irian Jaya)

Ketika seseorang yang memiliki dana berlebih dan ingin menjadi Autorized Dealer (AD) Telkomsel, maka AD tadi bisa bermain (dibaca : berdagang) di salah satu area tersebut. Menurut sumber penulis, seorang calon AD paling tidak memiliki fresh money antara Rp 10 Milyar sampai dengan Rp 50 Milyar, tergantung dari besar kecil area dan besar kecil pangsa pasar area tersebut. Lanjut sumber tadi untuk dealer pemula bisa menggunakan plafond dealer Rp 10 Milyar, tapi untuk amannya paling tidak ada dana 30% dari plafond dealer tadi untuk operasional Autorized Dealer, Perhitungan 10 sampai dengan 50 Milyar adalah perhitungan tahun 2009, sedangkan Autorized Dealer tahun 2000 "hanya" membutuhkan dana sekitar Rp 1 Milyar. [1]

Selanjutnya pihak Telkomsel akan "memberikan" Autorized Dealer hak untuk "bermain" di-area yang sudah disepakati. Telkomsel akan memberikan Starter Pack, Voucher isi ulang dan isi ulang elektronik (M-Kios) untuk didistribusikan oleh Dealer. Sebagai "imbalannya" Dealer akan membuat Gerai Halo, melakukan branding merk di sana-sini di area yang digarapnya.[1]

Dalam sistem Telkomsel yang lama, dalam sebuah area, biasanya jumlah dealer antara 5 sampai dengan 15. Dengan maksud terjadi "persaingan sehat" antar dealer. Persaingan sehat yang dimaksud yaitu persaingan pada pelayanan. Harga pembelian dan penjualan Starter Pack, Voucher isi ulang dan Isi Ulang elektronik diatur sedemikian rupa sehingga semua bisa mendapatkan keuntungan.[1]

Telkomsel juga menilai kinerja para dealernya,  nilai yang diberikan adalah :
- Platinum
- Gold
- Silver
- Bronze
- Black
Sebuah dealer yang dapat label Black, maka dia akan "dipecat" dari Telkomsel dan plafond dealer hanya dikembalikan 40% saja[1].

---bersambung---

Referensi :
[1] Wawancara dengan nara sumber.
Olá! Se você ainda não assinou, assine nosso RSS feed e receba nossas atualizações por email, ou siga nos no Twitter.
Nome: Email:

0 comments:

Post a Comment