Apa yang anda pikirkan ketika mendengar istilah Sinematografi Elektronik a.k.a Sinetron? Apakah anda akan berfikir bahwa sinetron yang pernah anda tahu adalah tayangan edukasi, pendidikan dan menambah pengalaman? atau hanya tayangan alay lebay? atau tayangan sinetron adalah tayangan sampah yang tidak membawa manfaat apa-apa?
Banyak artikel satire yang menulis tentang sinetron misalnya ciri-ciri sinetron Indonesia dan Kesalahan sinetron Indonesia.
Walaupun tidak bisa di-generalisir bahwa semua sinetron Indonesia adalah jelek, setidaknya (menurut peunulis) sebagian besar a.k.a mayoritas lebih dari 99% sinetron di Indonesia adalah JELEK dan TIDAK BERMUTU.
Kenapa kualitas tontonan yang jelek dan tidak bermutu tetap saja dibuat? Tentu saja terkait dengan hukum pasar bahwa selama masih ada permintaan barang/jasa, maka tetap akan ada produsen-nya. Tentu saja jika (berandai-andai) pasar sinetron sampah tidak ada, maka produsennya tentu tidak akan membuat produk-produk sampah.
Produk-produk tayangan mirip sinetron juga ada di negara Amerika dan Uni Eropa yakni Soap opera (walaupun makin tahun penontonnya semakin sedikit), juga ada telenovela, drama korea, drama taiwan dan juga drama jepang.
Pertanyaan selanjutnya adalah kenapa masih ada market sinetron sampah? Akan sangat kompleks jawabannya :)
Kredit gambar : eurovisiontvsummit.com
Powered by Qumana